Click here to go to blog index

Abstrak

Perkembangan kota Semarang terkini ditandai dengan munculnya bangunan-bangunan komersial berlantai banyak dipusat kota dan terus berkembang. Bangunan berlantai banyak tersebut berlokasi di jalan-jalan besar dengan harga tanah yang sangat tinggi. Sesuai tatanan kota di Indonesia pada umumnya termasuk dikota Semarang, dibelakang jalan-jalan besar adalah lokasi kampung sebagai hunian masyarakat berpenghasilan rendah dengan harga tanah yang rendah pula. Perbedaan harga tanah ini yang kemudian menjadi pemicu para investor dan pengembang bangunan-bangunan komersial tersebut untuk mengincar kampung-kampung dibelakangnya. Sekarang beberapa kampung di kota Semarang telah tergusur, diantaranya Kp Cokro jl Plampitan, Kp Jayenggaten di Jl. Gajah Mada, Kp Petempen di jalan yang sama, kampung Basahan di Jl Pemuda, kampung Sekayu Jl. Pemuda juga. Seperti kita ketahui, Kampung disamping sebuah hunian juga merupakan artefak hidup perkembangan hunian selama beberapa jaman, sehingga sarat dengan makna dan sejarah.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metoda wawancara dan pengumpulan data menggunakan data fisik arsitektural.

Dari berbagai data dari ke 5 kampung bersejarah tersebut, dapat disimpulkan :

  • Keadaan arsitektur hunian kampung bersejarah tersebut telah hancur, porak-poranda, tinggal sisa-sisa puing-puing.
  • Ada beberapa arsitektur bersejarah yang masih berdiri didalam kampung-kampung tersebut yang perlu didata arsitekturnya.
  • Pada ke 5 kampung bersejarah tersebut masih ada warga kampung yang tinggal dan masih berkeinginan tinggal serta tidak ingin meninggalkan kampung halamannya tersebut
  • Kondisi kampung yang kumuh perlu dipikirkan untuk diperbaiki dengan tidak mengesampingkan pola kehidupan yang turun temurun berlangsung didalamnya.

Abstract

 The recent development of the city of Semarang is marked by the emergence of multi-storey commercial buildings in the city center and it is still growing, they are located on main roads with very high land prices. In accordance with the city order in Indonesia and Semarang, behind the main roads is the location of the kampung as low-income residential with low land prices as well. The different price triggered the investors and developers of these commercial buildings to target the kampung. Now some kampung in the city of Semarang have been evicted, including Kp Cokro on jl Plampitan, Kp Jayenggaten on Jl. Gajah Mada, Kp Petempen on the same road, Basahan kampung on Jl Pemuda, kampung Sekayu Jl. Pemuda. Kampung is a low-income’s dwelling but also a living artefact of traditional dwelling, so that it is loaded with a meaningfull history of traditional life.

This is a descriptive research with interview method and data collection using physical data of architecture.

From various data of the 5 historic kampongs, it can be concluded:

• The architecture of the historic kampung residential has been destroyed, ravaged, only some ruins and debris left.

• There are several historic architectures still standing within the kampungs that need to be recorded as architectural data.

• In the 5 historic kampungs there are still kampungers who still live and still want to stay and do not want to leave their historic kampung

• The Slum conditions of a kampung  urgently need to be improved but still preserving the inherent lifestyle patterns in them.

 

Materi keseluruhan, klik disini

Keywords: Kampung bersejarah, Perkembangan kota, Semarang

Share :
     
A. RUDYANTO SOESILO

About me :

Foto Pidato Lustrum I UnikaPidato Dies Natalis XXIX, 5 Agustus 2011Presenting Unity in Diversity ConservationCertificate of the Best paper AwardPembicara utama Seminar Arsitektur PopulisWebinar pembukan Program Doktor Arsitektur Digital

 

  Facebook account

Untuk para pengagum kehidupan, pemikiran, seni, musik dan arsitektur yang berkarya, belajar, mengagumi, mencintai dan ingin menyemaikan nya.

 :

Dr.Ir.A.Rudyanto Soesilo MSA

Lecturer - Architect - Composer 

 :

 :

NB: bila anda membuka blog ini, beri koment n alamat email anda agar dapat berdiskusi, Nuwun